Halaman

Minggu, 04 Juli 2010

Kenyataannya Mimpi

Karya : Winarti

Kau yang bersembunyi

Kau yang terhalangi

Kau yang bagai mati

Kau dan Aku

Mati tak berbagi,hidup kau sendiri

Menantipun selalu tiada arti

Mimpi bagai asa,asapun berganti nyata

Namun hidup tetap berlalu

Di sana Aku sendiri,dan di sini kau sendiri

Tak ada arti

Mimpipun berganti maya,dan maya berganti semu

Aku sendiri,kau sendiri

Terbelenggu mimpi maya

Kerinduan ku

Karya:Winarti

Langit mendung

Air titik demi titik turun jatuh dari langit

Menandakan betapa aku sangat merindukan mu

Kau tak ku temui

Sore ini hatiku begitu gundah

Ingatanku kembali pada mu

Mengenang tentang mu,tentang cinta kita

Hujan mulai deras

Tapi kenapa aku masih juga gersang

Kemarau di batinku,tak terbasahi walau hujan sekalipun

Karena hanya dirimulah obatnya

Atas penawarnya

Kekeringan di lubuk batinku

Hanya engkau seorang

PECUNDANG MALAM

Karya:Winarti

Ombak berdebur merdu seolah bersenandung kebahagiaan

Angin berhembus menerpa pepohonan

Dahan melambai-lambai seirama dengan deburan ombak sungai musi

Sekilas terasa begitu menyejukan

Tapi mengapa mataku berkunang-kunang menyaksikannya

Sampah berhamburan berenang berantakan

Seolah berlomba,menjadi sang juara

Siapa yang tahu? Siapa yang perduli

Bahkan kau hanya tersenyum malu-malu dengan berkebaya songket

Dan mendongakan wajah

Hati teriris selaksa mati rasa

Sembilu menyayat dengan senyum lugu

Menyeret dengan raga berbalut darah dan debu

Menyita relung batinku,menyesali yang telah terbuang

Apa aku tak menjaganya?apa aku kurang menyukaimu?

Kau tak perduli kau bersembunyi dibalik singa yang bergigi kelinci

Pecundang malam,peracun mimpi

Kau hanya tersenyum malu-malu dengan berkebaya songket

Kau pecundang malam...

Peracun mimpi...

Bernasip malang

EGO

Karya:winarti

Merayap dalam senyap

Aku terseret tungkai malam

Siapa?

Menindihku dengan dosa meratap

Jam yang menyerat langkah ngilu

Berhenti di beber sembilu...

Melayang arus tak bertepi

Teromb ang ambing riak kesumat

Aku khianat pada kodrat

Takdir meleh nanah

Angin gilisah menggerlap

Jeruji-jeruji,dinding-dinding

Terperangkap labirin

Tak kuasa pergi

Tak kuasa kembali

Roboh

SIRNA

Karya:winarti

Angin berhembus halus

Menusuk jiwa yang sunyi

Terasa bagai badai merpa ilalang

Terhempas berantakan,mengenaskan

Mentari muncul malu-malu

Disudut wetan persawahan,sinarnya hangat

Merenggut embun dari daun-daun hijau

Memaksa udara menjadi panas dan gersang

Disana aku tumbuh dan berbenah

Kini aku tak lagi mendengar kicau burung-burung kecil di pagi hari

Kini tak ku lihat embun menggelayut

Menjadi hiasan di rumput hijau

Semua telah berlalu

Sirna...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar